Teknologi Transaksi Yang Menunggu Otoritas Resmi

Img: gigacircle

Dalam bertransaksi masyarakat dunia yang termasuk golongan “melek” teknologi semakin mendapat beberapa pilihan. Bila pembayaran dengan mata uang dinilai kuno, selain telah mengenal model transaksi mobile banking kini telah hadir mata uang virtual yang dikenal dengan nama bitcoin. Kehadiran bitcoin sendiri dianggap sebagai langkah maju yang mana bagi beberapa pihak bitcoin menawarkan efisiensi dan kecepatan dalam dunia transaksi secara global.

Tak ayal semakin banyak pelaku pasar yang mulai mempergunakan jenis mata uang kreasi orang Jepang ini. Sebut saja di Amerika dan Eropa, begitu pula di China yang diklaim sebagai negara pengguna transaksi terbesar bitcoin, peranan bitcoin sebagai alat transaksi juga telah masuk dalam pasar indonesia. Walau demikian, Bank Indonesia (BI) tidak menganggap bitcoin sebagai alat pertukaran dan transaksi yang sah di negera ini. Langkah yang serupa juga talh diambil oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat dan juga negara tetangga, Singapura. Nah bagaimanakah polemik dan perkembangan mata uang uang virtual ini di negara kita?

Istilah Bitcoin sebagai mata uang virtual lebih dulu dikenal di Amerika Serikat dan Eropa sekitar tiga tahun lalu. Namun, dalam perkembangannya, pasar bitcoin di Amerika Serikat ternyata jauh lebih pesat dibanding Eropa. Masyarakat negara maju memang lebih cepat adaptasi dengan bitcoin mengingat masyarakatnya yang melek teknologi informasi.  Lantas pada akhir tahun 2013, bitcoin mulai masuk ke Indonesia melalui jaringan miner atau penambang dimana penambang ini menghasilkan bitcoin dengan menggunakan komputer mereka. Sedekar info, untuk menghasilkan bitcoin ini nyataya tidak mudah dan membutuhkan waktu agak lama. Untuk itu, pada umumnya para penambang ini melengkapi komputer mereka dengan alat untuk mempercepat akses mendapatkan bitcoin alias demam bitcoin. Apalagi jumlah bitcoin ini memang terbatas, diperkirakan hanya sekitar 12 juta bitcoin.

Pertengahan Maret 2014 lalu, seperti yang dilansir, The Wall Street Journal edisi Rabu (19/3), seorang penambang Bitcoin yang tidak mau disebutkan namanya telah menghabiskan lebih dari 800 bitcoin untuk membeli vila mewah dua kamar di daerah Seminyak, Bali. Jika pembeli vila tersebut mengeluarkan 800 bitcoin, maka nilainya ditaksir sejumlah  480.000 dollar AS atau sekitar Rp 5,5 miliar.

Menurut Ronny Tome, seorang pialang properti yang menjual vila tersebut, mengatakan transaksi dengan Bitcoin berjalan lancar. Tome juga memuji proses transaksi dengan Bitcoin sebagai konsep yang menarik dan tidak merepotkan. Para antusias bitcoin pun mengakui bahwa kecepatan transaksi dengan bitcoin merupakan keunggulan dibanding transaksi perbankan tradisional.
“Semua dilakukan hanya dalam hitungan jam, jika melakukannya dengan transfer bank normal, setidaknya akan butuh beberapa hari atau bahkan satu minggu,” ujar Tome.

Menurut CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengungkapkan di Indonesia, bitcoin sebenarnya bisa menjadi salah satu alat tukar alternatif bagi masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit terlebih untuk yang hobbi berbelanja via online. Apalagi di Indonesia, semakin marak beredarnya toko-toko online serta perkembangan e-commerce yang pesat, hal ini semakin mendukung perkembangan bitcoin sebagai alat pembayaran. Dengan melihat geliat online shop dan jumlah populasi di negera kita, pangsa pasar bitcoin optimis dapat berkembang baik di Indonesia. Bahkan Oscar memperkirakan peluang potensi Bitcoin di Indonesia bisa mencapai pasar yang lebih besar dengan mencapai 5% dari pasar yang ada saat ini yang tak lebih dari 1 persen.

“Orang Indonesia suka membuka online shop, saat ini ada ribuan online shop di Indonesia, jadi kalau dibayangkan para online shop itu menerima bitcoin sebagai payment gateaway-nya, maka perkembangan di Indonesia dapat dipastikan sangat cerah,” kata Oscar.

Saat ini perusahaan yang menaungi pembayaran melalui Bitcoin yakni Bitpay.com yang sangat dipercaya oleh masyarakat khususnya publik Amerika Serikat.

“Ini sangat menarik karena semua online shop menggunakan bitpay kemudian menerima pembayaran dalam bentuk bitcoin otomatis berubah menjadi US$ sehingga pihak online shop tidak perlu repot menjual bitcoinnya,”tambah Oscar.

Oscar juga menambahkan bitcoin pada dasarnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan transaksi dengan mata uang yang selama ini beredar. Keunggulannya yaitu setiap transaksi dapat dideteksi dan dengan begitu tidak menimbulkan penyalahgunaan.

Selain sebagai alat transaksi virtual, penggunaan bitcoin di Indonesia lebih banyak sebagai alat investasi. Hal ini bisa dimaklumi lantaran melihat pada sisi pergerakan harga bitcoin yang menguntungkan. Apalagi persediaan bitcoin didunia terbatas sedangkan permintaannya akan selalu naik. Sehingga ada kemungkinan harga bitcoin akan terus menguat. Terlebih saat ini di Indonesia sendiri, bitcoin belum dapat diterima sebagai alat pembayaran sah sebagaimana nilai mata uang di Indonesia.

Reaksi Otoritas Lembaga Keuangan 

Demam pengunaan bitcoin ditanggapai negera-negara besar termasuk Indonesia.  Sebut saja pemerintahan Amerika Serikat. Disebutkan pihak Amerika Serikat melalui  Otoritas Pengawas Industri Keuangan (FINRA) pada bulan Maret lalu mewanti-wanti warganya bahwa penggunaan mata uang daring (online) bitcoin penuh dengan risiko seperti pencurian dengan peretasan dan penipuan.
Senada Otoritas Moneter Singapura (MAS) menyarankan konsumen dan dunia usaha untuk berhati-hati dengan transaksi yang menggunakan mata uang virtual bitcoin. Alasannya, mata uang virtual ini tidak diregulasi dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dalam penggunaannya. Di samping itu, MAS juga memperingatkan bahwa nilai mata uang virtual seperti bitcoin dapat berfluktuasi dengan cepat dalam periode waktu yang pendek. Begitu pula yang terjadi di China. Walau sempat diberitakan pelarangan peredaran mata uang bitcoin di negaranya, penduduk China masih bisa melakukan transaksi menggunakan bitcoin secara individual. Bahkan di negara tersebut, bitcoin dianggap sebagai komoditas virtual.

Lantas bagaimana dengan otoritas dalam negeri di Indoenesia? Menanggapi hal ini, Bank Indonesia (BI) selaku regulator sistem pembayaran di Indonesia meminta masyarakat agar tetap berhati-hati.
Dalam sebuah kesempatan Gubernur BI pernah mengeluarkan sebuah statement bahwa bitcoin bukanlah alat pembayaran yang sah di Indonesia. Untuk itu, BI pun meminta masyarakat agar berhati-hati bila ingin memahami bitcoin termasuk segala resiko yang ada. Tak cukup wanti-wanti, beberapa waktu lalu, BI mengeluarkan keterangan resmi yang menjelaskan bahwa bitcoin dan virtual currency lainnya bukan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia. Namun demikian, bukan berarti bitcoin dilarang peredarannya di Indonesia. BI hanya menganggap bitcoin bukan alat pembayaran yang sah. Statement BI tidak melarang peredaran bitcoin.

Walau tak memiliki “pengakuan” dari Bank Indonesia (BI) terhadap penggunaan Bitcoin dan virtual money, namun hal ini tidak menghalangi para penggiat untuk terus melakukan transaksi dengan Bitcoin. Bahkan jumlah penggunanya justru tercatat mengalami peningkatan. Bahkan kini para pengguna bitcoin telah membuat pasar tersendiri di tanah air bernama Bitcoin Marketplace.  Hal ini dipicu oleh peningkatan volume dan jumlah transaksi bitcoin di Tanah Air.

Tercatat nilai transaksi bitcoin di Indonesia kian hari-kian meningkat. Menurut Oscar hingga awal September bulan ini, transaksi bitcoin di Indonesia tercatat sekitar US$ 30 ribu hingga US$ 50 ribu per hari, atau masih sekitar 0,05 persen dari total transaksi bitcoin seluruh dunia. Nilai transaksi ini terbilang jauh lebih sedikit dari beberapa nilai transaksi bitcoin dinegara-negara luar negeri. China tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah transaksi bitcoin terbesar didunia yakni mencapai US$ 2 juta per hari. Sementara itu pengguna paling aktif adalah di Rusia, dengan transaksi US$ 1 juta saban 24 jam.  Untuk diketahui per 9 September 2014, nilai tukar bitcoin untuk saat ini yakni Rp 5,7 juta per satu bitcoin.

Akhir kata, memang hingga kini belum ada aturan yang mengatur soal bitcoin baik di Indonesia dan dunia. Alangkah bijak bilamana ada regulasi yang muncul terkait bitcoin. Dengan adanya regulasi dapat membuat orang terutama komunitas bitcoin lebih tenang dalam melakukan trading dan investasi. Dengan aturan itu juga dapat mendukung pasar bitcoin dapat menjadi lebih besar di Indonesia. Layak dinanti perkembangannya?

Blog Wowrack Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

See More

Latest Article

Optimalkan kinerja bisnis sesuai kebutuhan Anda dengan layanan fleksibel Wowrack