Data Loss Could End Your Bussiness

.wowrack

Surabaya (Wowrack) – Data loss bukanlah perkara sepele, data loss bisa saja membawa kebangkrutan bagi bisnis Anda. Menurut situs EarthLink Bussiness, 78% reponden mengaku mengalami data loss saat system IT korporate mereka bermasalah atau saat poor recovery planning. Semakin pelik, 43% korporasi didunia terancam dan pada gulung tikar karena mengalami data loss. Bagaimana menyikapinya? Wowfreind, berikut ulasan singkat pentingnya Cloud – Disaster Recovery Centre dari berbagai sumber. 

Indonesia: Ring of fire and High Internet Traffic
Walau angka data loss dan corporate bankruptcy di negara kita masih dibilang relatif kecil, namun kedepannya korporate terutama yang operasional bisnisnya berbasis computer & IT sudah harus concern mengaplikasikan Disaster Recovery mulai saat ini. Mengapa?

Pertama, melihat kondisi geografis Indonesia yang termasuk kedalam zona ring of fire atau kawasan rawan gempa, dengan kata lain, bencana alam merupakan salah satu faktor yang pemicu data centre error atau damaged.

Kedua, dengan melonjaknya pengguna internet di Indonesia yang hingga tahun 2015 ini diperkirakan mencapai angka 139 juta netizen. (data: Asosiasi Jasa Internet Indonesia). Jumlah tersebut membuat beberapa korporasi membuat terobosan dengan memunculkan mobile apps berbasis internet. Mulai dari online shop, socmed buat bisnis, hingga online payment.

Ujung-ujungnya, bisa memicu tinggi-nya traffic internet. Lantas, maraknya malware, munculan cyber attacks, crash dll. Dampak lainnya dari tingginya traffic juga bisa menimbulkan hardisk dan IT system failure pada data centre anda.

Fakta lain yang tak bisa hindari yakni faktor human error saat instalation, processing hingga saat maintaenance. Human error juga bisa mengakibatkan data loss.

So what’s the smart solution for this?

Corporate must back up their data. Bold Italyc Underlined! Bila selama ini hanya mengandalkan back-up hard drive, apakah korporarate sudah merasa aman? Hard drives aren’t forever. Menurut survey Carnegie Melion University, 2-4% hard drive anda berpotensi failure. Bahkan angka tersebut bisa tembus pada angka tertinggi sebesar 13% hard drive failure. Lantas, dari sinilah kita mulai mempertimbangkan memiliki Disaster Recovery Centre (DRC) dengan system cloud.

Why using Cloud Disaster Recovery?

Mengapa korporate seharusnya mempercayakan Cloud disaster recovery? Berikut beberapa pertimbangannya.

Improved Data Protection:
Dengan solusi back up cloud, akan lebih menjamin data anda ter-recover dan terlindungi. Dengan system enskripsi maju dan jaminan keamanan, cloud-based data terbilang sangat aman.  
Low Total Cost of Ownership (TCO)
Dengan aplikasi cloud, anda bisa menekan budget anda untuk pengadaan DR sekaligus anda bisa memprediksi anggaran yang anda alokasikan untuk back up data anda.
Ease of Use
Ya mudah digunakan. Solusi dengan Cloud DR cenderung mudah bagi web-based management dan juga user interfaces. Selain itu, cloud tak memerlukan piranti “kelas berat” untuk data synch. Ujungnya, pemilik bisa minimalisasi maintenance.
Fast implementation.
Implementasi dan peluncurannya terbilang sangat cepat. Untuk set-up dan konfigurasi hanya memerlukan hitungan menit saja.
Leverage existing IT
Cloud DR memanfaatkan piranti IT yang ada. Kebanyakan solusi cloud beroperasi dengan perangkat penyimpanan yang ada, demikian pula untuk aplikasi dan sistem operasi pula.
So what’s the smart solution for this?
Lower energy consumption: 
Anda tak memerlukan ruang server yang lebih besar. Anda pun bisa menghemat konsumsi daya energi dan juga tagihan daya. Jika Anda memiliki inisiatif Green IT, ini adalah cara yang bagus untuk menurunkan kadar karbon dan konsumsi energi dengan memanfaatkan vendor awan.
Agility & Scalability.
Karena berbasis cloud, meningkatkan atau menurunkan kapasitas penyimpanan Anda tidak akan terasa. Anda bisa saja menaikkan volume data tanpa dihantui berapa tinggi price tag yang akan anda hadapi.

Anda tak memerlukan ruang server yang lebih besar. Anda pun bisa menghemat konsumsi daya energi dan juga tagihan daya. Jika Anda memiliki inisiatif Green IT, ini adalah cara yang bagus untuk menurunkan kadar karbon dan konsumsi energi dengan memanfaatkan vendor awan.
Agility & Scalability.

Karena berbasis cloud, meningkatkan atau menurunkan kapasitas penyimpanan Anda tidak akan terasa. Anda bisa saja menaikkan volume data tanpa dihantui berapa tinggi price tag yang akan anda hadapi.

What bussiness mostly rely on Cloud DRC? Financial based bussiness.

Tanpa mengesampingkan sektor bisnis lainnya, yang paling vital yakni bisnis berbasis financial. Logikanya, bilamana data centre korporate anda yang berisi informasi penagihan, tranfering funds, data historis customer hingga informasi terkait customer behaviour untuk menaikkan kinerja korporate tersebut, trouble and failed, akan beresiko data loss. Lantas dasar apa yang akan digunakan untuk transaksi? Pertimbangan lainnya, bagaimanakah proses audit korporasi anda berlangsung bila ada transaksi yang loss? Akankah assessor bisa menerima begitu saja? Atau sebaliknya, korporasi finance anda akan dicap tak transparan lantaran ada “transaksi misterius” alias tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemangku kepentingan mulai dari regulator, kreditor, konsumen, rekan perusahaan, investor, peminjam dana, hingga karyawan perusahaan. Karena, korporate yang bergerak dalam multifinance harus sangat concern dengan keamanan data centre mereka. 

Melihat peliknya efek dikemudian hari, tak heran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia mewajibkan korporasi yang bergerak dalam bidang ini memiliki DRC. Dalam POJK 29/pojk.05/2014 pasal 58 berbunyi, perusahaan pembiayaan wajib memiliki sistem informasi dan teknologi terintegrasi jika memiliki lebih dari lima cabang. Surat edaran (SE) yang merinci peraturan tersebut, yakni di SEOJK 04/POJK.05/2015 mengenai penilaian tingkat risiko perusahaan pembiayaan indikasi penilaian manajemen risiko operasional bagian sistem dan teknologi informasi. Dalam SE ini diatur pula soal ketersediaan prosedur back up dan Disaster Recovery Plan.

Dilansir Indotelko beberapa saat lalu, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), menyatakan fasilitas DRC sangat penting pada sektor bisnis pembiayaan sebagai infrastruktur pengganti pada saat data center mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Logikanya, bila sampai system data centre error atau down, dan tak memiliki DRC, lantas bagaimana pebisnis multifinance bisa tetap beroperasi? 

Secara umum, DRC bermanfaat untuk mencegah risiko kehilangan data dan kerusakan sistem sehingga bisa meminimalisasi risiko operasional. Untuk diketahui, infrastruktur DRC mencakup fasilitas pusat data, jaringan area luas (WAN) atau telekomunikasi, jaringan area lokal (LAN), perangkat keras, dan aplikasi. 

Peran penting DRC, dalam skala bisnis general bisa diterapkan mulai dari system layanan admin, apalagi system admin yang telah mengaplikasi system persandian untuk akses kontroling, security, operation, scheduling, dan vault access yang berbasis komputer. Begitu pula untuk recovery beberapa document vital seperti administrasi, contact system baik dari phone dan email, website database, hingga financial system. Tak bisa dilupakan pula beberapa core corporate document seperti client documentation dan HR information dan masih banyak lagi.

Selain perbankan, asuransi juga membutuhkan pusat data yang andal terutama karena industri ini sangat bergantung pada pengelolaan data guna menentukan strategi bisnisnya.

Nah, bagaimana kebijakan korporate anda? Akankah anda wait and see? Bila anda memerlukan informasi terkait tentang seluk beluk DRC dan sistem cloud, anda bisa menghubungi wowrack, sebagai salah satu third parties dalam bidang IT service dan infrastructure. (jofl/wwrk)

Blog Wowrack Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

See More

Latest Article

Optimalkan kinerja bisnis sesuai kebutuhan Anda dengan layanan fleksibel Wowrack