Surabaya (Wowrack) – Hello, wowfreinds, it’s good to be back and share with you again. Pada kali ini, masih pada topic yang sama, cloud computing kita akan share khan mengenai peluang cloud computing dan juga tantangan yang dihadapi di negeri yang di pimpin oleh bapak jokowi ini.
Bagi sebagian orang, menyimpan data di layanan berbasis cloud belum lazim digunakan. Orang lebih akrab dengan USB flash disk, atau hard disk eksternal. Padahal, lewat cloud, pengguna bisa lebih leluasa menyimpan data dalam jumlah besar. Well, cloud computing menjanjikan peluang yang cukup besar pada masa depan dunia komputer di tanah air baik bagi pengguna alias klien dan tentu saja bagi penyedia layanan.
Logikanya, dengan penduduk yang jumlahnya lebih dari 200 juta yang mana sebagian besar sudah mulai akrab dengan dunia sosmed, sudah tentu merupakan peluang bagi online company baik yang berupa online shop atau services.
Belum lagi perkembangan dan gaya hidup yang tak bisa lepas dari smartphone dan tablet yang semakin marak dijumpai oleh masyarakat kita. Bahkan, gaya hidup masyarakat kita sudah bergeser. Publik mulai menyukai penggunaan smartphone dan gadget-gadget lainnya untuk bekerja diluar kantor. Gaya hidup seperti ini sangat relevan dengan sistem storga pada teknologi cloud itu sendiri. Publik atau user bisa membuka data storage mereka kapanpun dan dimanapun mereka butuh. Akhir kata dengan logika yang demikian, cloud computing bermasa depan cerah.
Indonesian’s cloud market is growing
Tak hanya untuk kepentingan personal, bahkan pasar cloud akan sangat vital bagi corporasi mulai tingkat UKM hingga perusahaan kelas kakap. Saat ini bagi, corporate tak akan cukup dengan hanya mengandalkan data centre yang berada di satu lokasi kerja mereka alias old fashioned. Demi memangkas waktu, corporate mulai berinovasi menggunakan cloud computing dilingkungan kerja mereka.
Testimoni corporate pengguna cloud, mengatakan peran cloud sangat vital dalam membantu inovasi bisnis perusahaan. Sistem ini dikenal sangat kooperatif dalam membantu proses bisnis serta mampu memotong cost yang membebani khususnya untuk data storage. Sebagai informasi, semua Cloud Computing dibangun dengan teknologi virtualisasi. Dengan teknologi ini corporate dapat memaksimalkan kinerja hardware secara maksimal. Bila biasanya hardware bekerja sekitar 20% saja, pelanggan cloud dapat memaksimalkannya menjadi 85%. Dengan begitu tentunya akan menghemat biaya pengeluaran IT.
Menurut sebuah riset cloud computing berpotensi menghasilkan profit 1,6 kali lebih besar dibanding cara konvensional seperti menyimpan dalam data storage, serta mampu meningkatkan bisnis hingga 2,4 kali lebih cepat. Diprediksi pada tahun 2015 terdapat 915 jenis pekerjaan baru yang berhubungan dengan cloud computing.
Money Talks About Cloud
Lantas bagaimana peluang bisnis cloud di pasar tanah air? Mengutip Data Gartner, pasar cloud di Indonesia tahun ini diprediksi mampu mencapai 50,7 juta dolar AS, dengan porsi terbesar, yakni separonya atau senilai 25,3 USD dikontribusi segmen cloud application Services (SaaS) alias yang hot potential. Lembaga riset Frost & Sullivan memproyeksi komputasi awan akan menjadi solusi mainstream dengan perkiraan 30% perusahaan di Asia Pasifik (termasuk dari Indonesia) akan menggunakan berbagai jenis cloud services. Demikian juga dengan pertumbuhannya, tahun depan, pasar cloud diperkirakan akan melesat naik sebesar 41,5 persen. Memang mengejutkan sih, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan bisnis cloud di kawasan Asia Pasifik – kecuali pasar India yang secara keseluruhan yang berkisar pada angka 36,3 persen.
Kenaikan angka yang tinggi tersebut dipicu beberapa hal. Diantaranya, Indonesia tengah getol kejar setoran agar tak lagi tertinggal dari Vietnam dan Thailand dalam persaingan teknologi IT. Pemicu lainnya yakni dateline AFTA – perdagangan bebas ASEAN yang kian dekat. Bagi korporate, tentunya tak bisa mengesampingkan peranan IT pada korporate mereka bila ingin sukses bersaing.
Dan tentunya, Jika anda masih ingat, sang presiden kita, Joko Widodo sendiri dalam masa kampanye Pilpres beberapa waktu lalu sangat erat dengan ranah internet. Konon dirinya juga memiliki janji mulia terhadap kemajuan sektor industri IT Indonesia sebagai salah satu bentuk perwujudannya menjalankan roda pemerintahan yang transparan.
Cloud Challenge in Indonesia
Walau memiliki market yang besar, bukan berarti cloud tanpa tantangan di Indonesia. Sebut saja
tantangan pertama adalah soal jaminan sekuriti. Gak heran, pengguna masih cenderung khawatir karena tidak tahu di mana datanya disimpan. Disamping itu, kesiapan indonesia juga menjadi kendala tersendiri.
Challenge #1 Edukasi
Masalah edukasi akan manfaat cloud memang masih menjadi tantangan tersendiri. Banyak yang belum nggeh tentang hal ini. Dengan pemahaman atas manfaat cloud serta cara kerjanya, tentunya akan meningkatkan kesadaran korporasi untuk segera beralih ke teknologi cloud.
Belum lagi, kemampuan para staff IT soal integrasi sistem dari penerapan konvensional ke platform berbasis cloud atau bagaimana mengintegrasikan dari yang mereka punya punya ke cloud, sehingga bisa dipakai oleh semua pegawai.juga memberikan tantangan.
Bukannya apa, tantangan edukasi sangat penting karena akan sangat berkaitan erat dengan masalah biaya investasi. Dikatakan 10 hingga 40 persen biaya proses migrasi ke sistem cloud harus disiapkan di muka. Nah lho??? Solusinya, ya undang dan minta penyedia cloud untuk demo dan presentasi. Jangan lupa ikuti secara detail dan rajin bertanya.
Challenge #2 – Regulation
Regulasi pemerintah di Indonesia dinilai masih cukup menghambat terhadap adopsi teknologi cloud. Pasalnya, penyelenggara layanan jasa cloud publik yang beroperasi di Indonesia diwajibkan memiliki data center di Indonesia yang diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2012. Nah, bagaimana pula persiapan pemerintah Indonesia apabila pihak-pihak luar berbondong-bondong membangun data center di wilayah Tanah Air. Wow friends, nantikan selalu perkembangannya.