Bitcoin: Future Currency or Impulsive Bubble

Surabaya (Wowrack) – Sejak diperkenalkan pada 2010 silam, perlahan secara pasti bitcoin mulai bisa “diterima” oleh komunitas tertentu sebagai alat transaksi. Dunia semakin termakan booming mata uang virtual ini, puncaknya yakni pada akhir 2013 dan hingga kini masih terus diperdebatkan sekaligus diperjuangkan kehadiran. Namun, ditengah perjuangan bitcoin mendapatkan pengakuan sebagai alat tukar resmi, si pencipta hilang entah kemana. Hal ini tentunya meninggalkan sebuah perdebatan: satu sisi akankah bitcoin akan menjadi the new virtual currency atau hanyalah impulsive bubble semata.

Pada awalnya bitcoin menawarkan altenatif bertransaksi seiring dengan semakin meledaknya penggunaan teknologi berbasis IT yang mendukung sistem pembayaran dan juga banking. Sebut saja beberapa daya tarik yang ditawarkan bitcoin dalam sistem transaksi global dan IT based antara lain efisisiensi dalam bertransaksi yang lebih cepat. Kedua dengan transaksi menggunakan bitcoin, semakin menguntungkan lantaran transaksi tidak dikenakan biaya administrasi yang terkadang membebani. Apalagi bila melakukan transaksi antar negara, bitcoin seakan “regulated proof” alias tidak mengenal sekaligus terkena regulasi bertransaksi antar negara. Belum lagi pelaku transaksi tidak diharuskan mencantumkan nama asli saat transaksi sehingga menjaga privasi pengguna.

Potensi Menjadi Virtual currency
Dengan daya tarik ini, bitcoin menempatkan diri sebagai future currency tanpa batas negara. Bank of America, salah satu bank terbesar ketiga di Negeri Paman Sam akhir tahun 2013 bahkan berani meramalkan bitcoin akan menjadi mata uang masa depan. Dilansir Cnet (5/12), BoA berani menyebutkan bitcoin akan jadi pemuncak dalam hal penyedia layanan transaksi uang secara virtual.
“Kami yakin Bitcoin bisa jadi alat pembayaran terbesar untuk e-commerce dan mungkin akan jadi penantang serius bagi penyedia layanan pertukaran uang tradisional. Sebagai alat tukar, Bitcoin tentu bisa berkembang menurut pandangan kami,” tulis BoA dalam laporannya tersebut.

Senada, Presiden Direktur PayPal David Marcus juga memprediksi Bitcoin ini akan semakin populer di masa depan. Marcus yang tak lain adalah pemegang Bitcoin ini berharap tak lama lagi mata uang digital ini akan bisa digunakan secara umum di situs jual beli seperti eBay.

Booming Bitcoin & Impulsive Bubble
Menilik apa yang ditawarkan oleh bitcoin dan pandangan para pelaku keuangan global. Bilai Bitcoin semakin terkerek. Bandingkan saja, pada Januari tahun ini saja, nilainya melesat dari kisaran awal yang cuma US$ 13 per 1 bitcoin , sekarang sudah mencapai US$ 1.200. Sebagai informasi, satu bulan sebelumnya, nilainya masih sekitar US$ 700-800. Jadi, jelas sudah bukan betapa tingginya perkembangannya?
Nah, dari sini tak sedikit yang mencoba untuk meraup untung dengan investasi pada jenis ini. Lantaran menjanjikan, duniapun, bagi yang melek teknolgi dilanda booming bitcoin. Transaksi jual beli bitcoin terjadi semakin intensif dan telah menggeser mata uang ini perlahan menjadi sebuah komoditas dagang ataupun investasi .

Namun, memasuki tahun 2014 banyak kalangan menilai Bitcoin yang diperjual belikan di pasar saat ini telah memasuki fase bubble alias adalah kondisi dimana harga pasar komoditas tersebut jauh diatas harga yang sesuai dengan kondisi riil komoditas tersebut. Efek buruknya, setelah bubble, harga komiditas tiba-tiba jatuh! Tentunya akan memberikan pukulan telak bagi investor.

Salah satu tanda-tanda buble bitcoin terlihat dari beberapa kebijakan yang diambil oleh beberapa negara yang notabene familar dengan ini. Ambil contoh nyata, pemerintah Cina melarang penggunaan bitcoin sebagai media transaksi. Hal ini sempat menurunkan harga bitcoin yang semula diperdagangkan di angka $1200/koin menjadi hanya bernilai $600/koin kala itu. Walau kembali merangkak ke kisaran $700-$800 tahun ini.
Lantas bagaimanakah prospek uang tersebut dimasa mendatang apalagi bila melihat fluktuasi nilai tukarnya? Hasil jejak pendapat yang dilakukan oleh Bloomberg Global Poll setidaknya mampu mewakili pendapat dunia akan hal fenomena bitcoin. Hasil polling menunjukkan bahwa masa depan Bitcoin tampaknya tak terlalu cerah.

Menurut polling Bloomberg, hampir setengah investor internasional bersikap negatif terhadap Bitcoin. Lebih lanjut, 47 persen responden menyatakan bakal menjual Bitcoin yang dipegangnya dan hanya 11 persen yang mengaku tetap akan membeli uang digital yang peredarannya dibatasi 21 juta unit itu. Lalu, 7 persen lagi mengatakan masih tetap akan memegang mata uang virtual yang kini 12,2 juta unitnya sudah beredar. Ada 35 persen responden yang mengaku belum bisa memberikan komentar mengenai Bitcoin.

So, dari sini tentunya anda bisa memetik pelajaran. Bukan perkara gampang untuk menciptakan mata uang baru dengan menyatukan seluruh nilai tukar mata uang didunia ini yang aman dan bisa diterima masyarakat global. Namun tidaklah menutup kemungkinan sistem ini akan diterapkan pada sebuah komunitas tertentu yang didasari kepercayaan dan kesepakatan. Sudah tentu, siap dengan resiko yang akan dihadapi mendatang. The point is, the power of community itself.
Semoga bermanfaat.

Blog Wowrack Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

See More

Latest Article

Optimalkan kinerja bisnis sesuai kebutuhan Anda dengan layanan fleksibel Wowrack