Tuesday, November 11, 2014

Hackers Threath, Cloud Semakin Secured

Img: Telegraph
Surabaya (Wowrack)
Hello wowfreinds, beberapa saat lalu sempat heboh kasus penyebaran foto-foto pribadi beberapa selebs papan atas Hollywood, seperti Jennifer Lawrence, Rihanna, Kim Kadharshian dan hingga Emma Watson yang rencananya akan segera “diekspose” oleh pihak peretas. Setelah ditelusuri, foto-foto tersebut merupakan koleksi pribadi yang memang bukan untuk konsumsi publik. Lantas bagaimana bisa? Rupa-rupanya, data yang tersimpan di cloud tersebut diretas oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Nah Lho!!! Lantas apakah cloud rawan di hacked? Lalu bagaimana dengan data-data milik perusahaan yang tentunya tak kalah valuable?

Era teknologi saat ini semakin banyak computer user yang bergeser dengan menyimpang data-data mereka didunia maya atau yang dikenal dengan sistem cloud.  Mulai dari data sederhana atau bahkan sepele dari  para pengguna games online, hingga data yang bersifat confidential dari korporasi-korporasi.  Tak dipungkiri, dengan menyimpan di cloud, si empunya data, tak perlu repot nenteng hardisk kemana-mana segala. Cukup praktis bukan? Karena kita sendiri bisa membukanya dari mana saja, mobilephone, tablet atau di internet kafe. Idealnya, asalkan ada internet connection, anda bisa bekerja dengan data anda. Namun, masih ada pula yang menyanksikan tingkat securitas data-data kita. Sebut saja praktek rawan pencurian, di-hacked atau bahkan disalahgunakan!

Hacker Threath, Fakta Cloud bisa Diretas!

Saat ini ancaman terbesar terhadap security bagi perusahaan berasal dari hacker yang berusaha untuk merusak perangkat yang terhubung dengan internet dengan tujuan mencuri data berharga perusahaan tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat hampir setiap hari Indonesia mendapat kurang lebih 1.225.000 serangan yang datang bukan dari luar, tapi dari dalam Indonesia.

Nothing is Perfect in this WORLD! Begitu pula dengan system cloud. Ibrahim Balic, seorang pakar keamanan internet  asal Turki mengatakan dirinya pernah mencoba meretas salah satu layanan cloud dengan skema “brute force”. Nyatanya ia berhasil alias cloud memang bisa diretas. Karena itu, Balic menghimbau penyedia cloud agar lebih concern dalam hal keamanan.

Sudah tentu, fenomena ini semakin menjadi momok bagi para cloud user wannabe tak terkecuali di tanah air. Apalagi publik Indonesia boleh dikatakan masih minim pengetahuan pengguna terkait keamanan di Internet serta tak menghargai apa itu nilai sebuah privasi. Padahal privasi dan keamanan merupakan most valuble issues dalam dunia cloud. Siapa juga yang ingin rahasia pribadi atau informasi sukses anda dibajak oleh pihak lain untuk menghancurkan anda? 

ISO 27002, Jaminan Securitas Data Anda

Lantas, akankah kita menolak habis-habisan kehadiran cloud computing? Jangan pesimis dulu. Menurut Alan Arnold, Chief Technology Officer Vision Solutions pada sebuah kesempatan di Jakarta, akhir September lalu mengatakan ada ISO 27002 yang harus dipatuhi oleh setiap penyelenggara layanan cloud computing. Aturan ini tak lain merupakan standar praktek keamanan informasi dan tingkat keamanan yang wajib dimiliki oleh penyedia dalam menjamin dan mengatur sitem keamanan untuk platform cloud . So, dengan ISO tersebut, data yang disimpan pada platform cloud sebenarnya jauh lebih aman.

Tingkat Keamanan, Cloud Lebih Secure

Selain itu, penyedia layanan cloud lebih concern dalam menangkis ancaman hacking. Sejauh ini yang dilakukan publik dan perusahaan cukup dengan mengandalkan staff dan sistem TI internal plus firewall. Dengan begitu, data jauh lebih aman dan terlindungi daripada mereka menggunakan layanan dari penyedia layanan cloud. Fakta, cara ini sudah out of date. Cara ini sudah dikenal sejak 5 tahun lalu. INGAT! LIMA TAHUN LALU! Dunia IT terus maju baik sistem keamanan dan juga ancamannya. Logikanya, apakah kiat 5 tahun lalu masih credible dan bisa dipakai untuk teknologi saat ini?  Well?

Saat ini, penyedia layanan cloud pada umunya menerapkan berbagai tingkat batasan security, termasuk anti-denial of service (DDoS), pencegahan ‘crack server‘, deteksi atau pencegahan penyusupan, dan firewall canggih dengan aplikasi yang secara sadar melakukan paket pemeriksaan secara mendalam. Kabar baiknya, aplikasi Security seperti ini hampir selalu jauh lebih unggul dari apa yang digunakan di enterprise, departemen pemerintah, dan bahkan banyak bank.

Tips Data Cloud Anda Secure

Berbicara tentang memilih layanan penyedia layanan cloud yang terpercaya aman dalam menjaga data penting anda, ambil contoh sederhana ibarat mencari apartemen untuk tempat tinggal. Penyedia layanan cloud computing itu tak ubahnya pemilik atau pengembang apartemen, sedangkan kamarnya merupakan orang yang menyimpan datanya. Sudah pasti anda sebagai pemilik atau penyewa pasti menanyakan tingkat sekuritas kepada pihak pemilik atau pengembang apartemen bukan? Nah, agar apartemen anda semakin aman dari dimasuki orang yang tak anda inginkan, sudah pasti anda tak mudah memberikan kunci anda.

Nah agar anda semakin tak bingung dalam memilih jasa penyedia layanan Cloud, menurut Bisron Wahyudi dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure dalam sebuah seminar Cloud Computing dan Green Data Center, di Hotel Millenium Jakarta ada baiknya bila anda mengetahui beberapa poin penting agar data anda yang berada di cloud storage aman & terjamin. Apa saja? Berikut kiatnya.
·         Data Protection
Ketika anda memutuskan untuk migrasi data ke Cloud, perlu diperhatikan bagaimana layanan proteksi data dari penyedia Cloud. Ketahui metode apa mereka melakukan dalam proteksi data kita, dimana lokasi penyimpanan data dan Data Center. Pastikan data center penyedia layanan sudah tersertifikasi.
·         Security Control
Selanjutnya, tanyakan bagaimana keamanan dari sisi akses data kita, prosedur dan siapa saja yang boleh berhak mengakses data kita. Termasuk juga akses para pekerja/karyawan di penyedia layanan terhadap data kita.
·         Compliance
Ketahui standar yang diterapkan pada penyedia. Semisalnya untuk keamanan data menggunakan ISO 27001 dan ISO 27002 sehingga jika ada pelanggaran akan mudah dalam penyelesaian.
·         Multi-tenancy
Salah satu sifat Cloud computing adalah resource sharing, tanyakan solusi bilamana ada penyewa lain ketahuan melakukan kecurangan atau bocor? Apa imbasnya terhadap data kita?  Karena secara fisikal, data kita bisa jadi ada dalam satu media fisik yang sama dengan yang lain.
·         Security Governance
Ini lebih kepada policy governance dari penyedia layanan atau kita sebagai pemakai layanan, harus dijabarkan dan governance-nya paka apa harus didefinisikan disni.

Nah, bila masih sanksi aman atau riskan, boleh juga ikuti saran dari Kurnia Wahyudi selaku Cloud Leader IBM Indonesia. Menurutnya ada tiga cara untuk mengamankan data yang menyangkut Cloud. Pertama, something you know you will remember yaitu password. Kedua, something you have yaitu kartu atau token. Dan, ketiga adalah something you have personally seperti fingerprint atau retina.
"Paling aman itu pakai ketiga komponen itu atau cukup salah dua dari itu. Jangan satu, apalagi password yang pasti diketahui para hackers. Balik lagi, apa yang diamankan maka semakin tinggi pula kebutuhan pengamanannya. " jelas Kurnia.

Well Wowfreinds, masih saja dilematis dalam menentukan pilihan antara menggunakan cloud atau cukup internal IT server?  Be Wise wowfreinds.

Author:

0 komentar: