Img: Wowrack |
Surabaya (Wowrack) – Komunikasi merupakan hal yang sangat vital saat ini. Bila satu dasawarsa lalu, komunikasi masih belum benar-benar menyatu dengan dunia informasi berbasis intenet via komputer. Dengan model 1G-2G atau cukup sms atau call, telekomunikasi boleh diikatakan bisa me-manage sendiri IT mereka. Namun untuk saat ini dan tahun-tahun yang akan datang, telekomonikasi tak bisa lepas dari peran CIT atau CIT Company. Keduanya saling menopang satu sama lainnya.
Dunia komunikasi saat ini semakin komplek. Produsen ponsel berlomba menghadirkan smartphone dengan berbagai fitur menarik. Mobile phone saat ini sudah menggenal teknologi 4G yang mampu mengirimkan data yang lebih komplek. Harganya pun semakin akrab dikantong.
Dengan hanya berbekal Handphone seharga ratusan ribu, konsumen sudah bisa menggunakan seabrek aplikasi telekomunikasi. Jujur saja, diantara reader and wowfreinds, siapa yang masih setia cukup dengan sms dan call saja alias First Generation (1G)? DOH!!!
Terpicu semakin canggihnya smartphone dan perkembangan gaya hidup global citizens, provider selular dunia juga saling bersaing memberikan berbagai macam paket-paket menarik dan murah tentunya. Konsumen pun semakin dimanjakan oleh perkembangan dua hal tersebut.
Tak lengkap bila mengaku hidup di era informasi tapi tak memiliki sosial media. Bahkan tak hanya satu, asalkan aplikasi bisa running di Hp, it’s common bila konsumen “mengoleksi” seabrek media komunikasi mulai dari email, facebook, twitter, whatsapp, messenger, BBM hingga path, line, instagram atau pinterest.
Sebagai negara berkembang, masyarakat kita sendiri doyan menghabiskan waktu untuk bersosmed ria. Sejauh ini, berdasarkan data dari Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai angka 63 juta orang dari 230an juta.
Nah, 95 persen dari internet user, cenderung asyik mengakses jejaring social. Tak tanggung-tanggung, Indonesia boleh menepuk dada sebagai negara “#4 facebookers Nation in the world”. Indonesia hanya kalah dari USA, Brazil, dan India. Begitu pula dengan jumlah pengguna twitter. Tercatat, Indonesia merupakan peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia setelah USA, Brazil, Jepang dan Inggris. Tak hanya itu, separuh pengguna internet dan sosmed merupakan pengguna aktif yang mana setiap hari tercatat sekitar 28 juta orang mengakses sosmed dengan perangkat mobile phone.
Img: APJII |
Perilaku pasar tersebut tentunya ditangkap oleh provider telekomunikasi tanah air sebagai tambang emas. Provider semakin rajin me-release paket-paket internetan. Ada yang menjual kecepatan akses, ada yang menjual kapasitas dengan label unlimited, ada pula yang menjuak berdasarkan based on time periodic dan jenis-jenis produk lainnya.
Melihat jumlah pengguna produk telekomunikasi dan internet, aneka ragam perilaku pasar tentunya provider berpikir keras dan akurat. Belum lagi, provider juga menghitung dan harus memiliki record transaksi (CDR) bilamana sewaktu-waktu ada komplain dari customer yang merasa pulsa jebol alias tanpa disadari hangus. Bukan pekerjaan yang gampang bukan?
IT Company Contributes More Benefits.
Melihat traffic komunikasi yang begitu tinggi, tentunya bukan perkara mudah bagi provider telekomunkasi me-manage hal ini. Kinerja Provider mulai dari measuring, reporting, analyzing hingga trackking dituntut tak hanya sekedar pada titik profesional. Melainkan sampai pada titik perfection dalam skala tiap detik. Disatu sisi, provider juga tak bisa berhenti melakukan inovasi dan terobosan berdasarkan perilaku konsumer. Belum lagi melakukan riset pasar untuk mengetahui perkembangan kompetitor. Akankah Provider harus melakukan semua itu sendiri? Tak ada salahnya, provider memikirkan menggandeng partner yang capable di bidang ICT dengan traffic superderas ini.
Lantas bagaimanakah peran IT Company memenuhi kebutuhan provider telekomonikasi? Beberapa kriteria layanan dan keuntungan yang bisa ditawarkan oleh ICT company yang capable dan qualified sudah tentu harus tampil excellent dalam menanggani traffic data yang super deras dengan tingkat kejelian dan akurasi tingkat tinggi terutama saat proses komunikasi sedang berlansung. Siapa juga yang mau merugi karena kesalahan hitungan?
Tak cukup disini, berdasarkan dari record data call and traffic call, ICT company bisa memberikan referensi tentang perilaku konsumer sekaligus memberikan analisa akurat kepada provider untuk melakukan riset demi inovasi produk. Tak kalah penting, referensi dari ICT company tentunya harus bisa mendorong pertumbuhan revenue tambahan.
Peran lainnya yang tak kalah penting, ICT company tentunya lebih andal dalam me-maintaince kualitas layanan koneksi serta dan memanfaat secara lebih maksimum aset-aset network yang terbilang mahal. Pendeknya dengan menggandeng ICT company, lebih efisien menggunakan asset namun manfaat semakin melimpah.
Ambil contoh saja, Globe telecom, dengan menggandeng ICT company, tingkat efektifitas perusahaan meningkat hingga 6x lipat dari sebelumnya. Globe Telecom juga dikabarkan mampu menekan waktu dan biaya pengembangan perusahaan diatas angka 90%. Indian Telecomunication provider juga mendapatkan keuntungan yang signifikan. Dengan menggunakan layanan sebuah ICT Company, dilaporkan perusahaan tersebut mampu menekan waktu proses analiza Call Data Record (CDR) dari hitungan berjam-jam kedalam hitungan tak lebih dari tiga menit.
Tentunya hal ini bak oase bagi provider layanan komunikasi. Bukan rahasia lagi bila banyak perusahaan secara general mengeluhkan betapa mahalnya biaya yang tersedot pada sektor CIT. “Mahal” bukan saja berarti nilai asset dan pemeliharaan namun mahal karena dana sektor ICT banyak yang terbuang sia-sia atau wasted budget. Realita yang ada, wasted budget tersebut bocor karena oleh 15% infrastruktur yang out of date, 25% dikarenakan sistem yang dimiliki internal ICT tak efisien, 20% lantaran tak adanya ICT strategy yang tepat dan akurat, dan 30% lantaran project-project yang tak menguntungkan.
Img: ibmdatamag |
So, disaat waktu berjalan cepat dan kompetisi tinggi, akankah provider telekomunikasi menutup mata para peran dan kontribusi ICT company pada dunia telekomukasi? (Josh/wwrk)