Susah bagi bisnis saat ini untuk bertahan tanpa bantuan digital dalam operasinya dan sudah banyak bisnis yang menyadari hal ini. Namun perlu diketahui bahwa adopsi digital dalam bisnis ini menciptakan sebuah titik kelemahan baru.
Titik kelemahan ini adalah lahirnya ketergantungan pada perangkat digital yang digunakan dan dampaknya kepada bisnis bila ada perangkat yang mengalami kerusakan. Hal ini diperparah dengan masih rendahnya tenaga ahli yang bisa menangani peralatan digital modern saat ini.
Memiliki sebuah sistem perencanaan yang dapat menjaga keberlangsungan operasional bisnis menghadapi hambatan yang mungkin terjadi menjadi hal yang kritis bagi pelaku bisnis.
Kabar baik dari semua ini adalah sistem perencanaan keberlangsungan bisnis ini dapat diaplikasikan bersama dengan infrastruktur cloud yang sudah dimiliki oleh bisnis. Hal ini dapat mempermudah dan mempercepat adopsi perencanaan dalam struktural operasional bisnis.
Keunggulan Cloud dan Berbagai Modelnya
Cloud merupakan perkembangan terkini dari perangkat digital, di mana penggunanya dapat menggunakan kemampuan komputasi tanpa harus memiliki perangkat tersebut. Ini membuat cloud menjadi kunci dalam sistem keberlangsungan bagi bisnis yang fokus produknya bersifat transaksional ataupun data driven dan tidak bisa mengalami downtime dalam waktu yang lama.
Hingga saat ini, cloud dapat di bagi menjadi 5 model, berdasarkan penggunaannya.
| Model | Usage |
|---|---|
| SaaS (Software as a Service) | Bisnis atau individual membayar sebuah layanan yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pemilik layanan mengelola seluruh aspek yang ada, dari software, hardware, upgrade, dan patching. |
| IaaS (Infrastructure as a Service) | Bisnis atau individual menyewa server, racks, maupun virtual machine (VM) dengan pola pembayaran pay-as-you-go. Pemberi sewa mengelola aspek hardware. Sedangkan bisnis penyewa mengelola aspek software, seperti instalasi dan pengelolaan program. |
| PaaS (Platform as a Service) | Bisnis atau individual mendapatkan platform yang dapat dikembangkan menjadi sebuah program. Pemberi sewa mengelola aspek hardware dan sisi back-end program. |
| StaaS (Storage as a Service) | Bisnis atau individual menyewa ruang penyimpanan untuk data yang diletakkan di cloud. |
| Serverless | Pemberi sewa mengelola server secara utuh, mulai dari scalling kebutuhan hingga pembagian workloads yang ada. |
Kekuatan dan Kelemahan Cloud untuk Keberlangsungan Bisnis
Ketika kita menciptakan sistem keberlangsungan bisnis tujuan utama yang dicari adalah sebuah sistem redundan yang bisa dimanfaatkan saat sistem utama mengalami masalah, dan cloud memiliki sifat redundansi.
Namun harus diketahui bahwa ada pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengaplikasian cloud sebagai elemen dalam perencanaan keberlangsungan bisnis.
Kekuatan Cloud
- Lokasi cloud offsite dari data utama
- Selalu aktif
- Keamanan fisik yang tinggi dari data center
- Membayar apa yang digunakan
Kelemahan Cloud
- Disediakan oleh penyedia layanan cloud
- Adanya kemungkinan downtime
- Membutuhkan SDM ahli
- Kustomisasi dan kontrol yang terbatas
Kekuatan dan kelemahan di atas adalah sebagian dari pertimbangan yang harus dipikirkan. Apakah lebih baik menggunakan infrastruktur on-premises atau cloud. Jika cloud menjadi pilihan, maka bisnis haru mencari penyedia layanan cloud seperti Wowrack.
Poin yang harus dipertimbangkan dalam memilih penyedia layanan cloud adalah sebagai berikut:
- Connectivity: Bagaimana jaringan konektivitas vendor? Layanan apa saja yang tersedia untuk digunakan?
- Cost: Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kualitas layanan yang bisnis butuhkan?
- Vendor lock: Apakah vendor memiliki kebijakan vendor lock atau tidak? Vendor lock adalah bentuk kebijakan yang mempersulit proses migrasi dari satu penyedia layanan ke layanan lain.
- Service-Level Agreement (SLA): Garansi apa yang diberikan oleh vendor mengenai performa layanan cloud yang diberikan?
- Support: Seberapa jauh support yang diberikan oleh vendor kepada cloud yang digunakan?
- Credibility: Kredibilitas apa yang dimiliki vendor dalam memberikan layanannya? Contoh, sertifikasi atau standarisasi yang diikuti.
Merencanakan Keberlangsungan Bisnis dengan Cloud
Menciptakan sebuah rencana yang dapat menjaga keberlangsungan bisnis bukanlah sebuah hal yang bisa dilakukan dengan sebuah template. Setiap bisnis memiliki keunikannya masing-masing, termasuk kebutuhan perencanaan yang berbeda pula.
Namun, pada dasarnya setiap rencana yang dibuat dapat dikategorikan menjadi 7 langkah di bawah ini:
- Audit seluruh infrastruktur yang digunakan saat ini, seperti devices, user, software maupun hardware. Audit ini akan memberikan gambaran jelas tentang infrastruktur digital yang ada saat ini dalam operasional bisnis.
- Menganalisa resiko. Menganalisa resiko yang dapat membahayakan bisnis dapat memberikan fokus kepada rencana keberlangsungan bisnis dan meningkatkan efektivitas mitigasi yang dihasilkan dari rencana tersebut.
- Analisis eksternal dari penyedia layanan cloud. Mendapatkan analisis dari tenaga ahli ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh kebutuhan dan kemampuan yang dapat dihasilkan dari cloud.
- Dokumentasi solusi. Untuk setiap resiko yang ada, dokumentasikan solusi yang digunakan untuk menjaga keberlangsungan bisnis pada saat krisis.
- Dokumentasi kontak support. Setiap rencana keberlangsungan bisnis haruslah mengandung contact person yang dapat dihubungi sewaktu-waktu ketika terjadi masalah.
- Dokumentasi bagaimana aktivitas bisnis berjalan ketika terjadi masalah. Rencana keberlangsungan bisnis yang memanfaatkan cloud harus menyadari bahwa bukan hanya infrastruktur fisik yang dapat mengalami masalah, cloud juga bisa mengalami masalah. Karena itu, setiap rencana yang dibuat harus juga mengikutsertakan bagaimana bisnis dapat berjalan ketika terjadi masalah pada infrastruktur fisik dengan menggunakan cloud, dan sebaliknya.
- Test berkala cloud yang digunakan. Testing merupakan bagian penting dari sebuah rencana keberlangsungan bisnis. Lakukan test dan re-test sejak dini untuk mengetahui dan menjaga kemampuan cloud.
